Pemanfaatanteknologi silase merupakan salah satu solusi mencegah dampak kekurangan pangan akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Silase merupakan teknik penyimpanan makanan ternak yang dilakukant saat musim hujan atau musim dimana hijauan tanaman sangat berlimpah.
- Sebanyak 280 dari 285 desa/kelurahan di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah dalam status siaga darurat kekeringan. Kondisi ini menambah panjang daftar wilayah dengan status serupa di Jawa Tengah. Pekan lalu jumlahnya baru mencapai 275 titik. Kondisi serupa terjadi di Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Bencana kekeringan memang cukup intensif terjadi di musim kemarau berkepanjangan tahun ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG mengatakan bahwa pada September sebagian besar Pulau Jawa memang sedang mengalami puncak musim kemarau. Beberapa tempat di Jawa dan NTT telah mengalami hari tanpa hujan berturut-turut selama lebih dari 60 hari. Di sebagian wilayah Jawa Timur dan NTB, hujan tidak turun sudah lebih dari 100 hari. Sekitar 86 persen wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau, sedangkan 14 persen masih banyak terjadi hujan. “Beberapa wilayah seperti Sumatera bagian selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan bagian Selatan, Jawa bagian Tengah, Jawa Tengah, Jawa bagian Timur, Jawa Timur, dan Papua memasuki awal musim hujan Oktober-November 2017,” kata Prabowo R. Mulyono, Deputi Bidang Klimatologi, dikutip dari Selain masyarakat umum, petani adalah pihak yang paling dirugikan dari kemarau berkepanjangan ini. Tanpa air, saluran irigasi tidak akan teraliri, dan dampak terburuknya akan membuat sawah mereka gagal panen atau puso. BMKG meriils hektare lahan pertanian mengalami gagal panen, sementara hektare lahan sudah mengalami kekeringan. Angka ini BMKG rilis pekan lalu, dan bisa berpotensi bertambah setelah saat puncak musim jugaIndonesia Darurat Kekeringan dan Krisis Air BersihAtasi Kekeringan, Vatikan Matikan 100 Air MancurKekeringan Melanda Desa di Jawa dan Nusa TenggaraDi Jawa Barat, Indramayu adalah wilayah yang mengalami dampak terburuk. Pada pekan lalu, di Jawa Barat ada 139 hektare sawah yang gagal panen atau puso, sebanyak 135 hektare di antaranya ada di Indramayu. Malahan Indramayu adalah satu-satunya daerah di Ciayumajankuning Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan yang berpotensi mengalami kekeringan ekstrem, kondisi yang hanya mungkin terjadi ketika suatu wilayah tidak diguyur air hujan lebih dari 60 hari. Wilayah lain mengalami hari tanpa hujan dengan kriteria sangat panjang, atau antara 31-60 hari. Di Bandung, Dinas Pertanian mencatat ada ratusan hektare sawah yang terancam kekeringan dan gagal panen, tersebar di Kecamatan Nagreg, Cicalengka, Ciparay, dan Ciwidey. Ancaman kekeringan ringan melanda 25 hektare lahan, sedang 15 hektare, berat 30 hektare, dan puso 8 hektare. Untuk potensi yang disebutkan terakhir berada di Ciwidey. Wilayah lain di Pulau Jawa yang juga masih dihantui potensi gagal panen adalah Kecamatan Butuh dan Banyuurip, Purworejo, Jawa Tengah, 50 hektare tanaman padi terancam gagal panen. Tidak ada air yang mengaliri sawah itu. Akibatnya, permukaan tanah retak-retak. Padi harus dipanen sebelum waktu yang semestinya. Sisanya, padi yang baru ditanam, terancam mati. Hal ini diperparah dengan jenis sawah yang merupakan tadah hujan sehingga memang sangat bergantung pada turunnya hujan. Potensi gagal panen juga dirasakan oleh petani sayur di Lereng Gunung Slamet, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Hal yang sama juga dirasakan petani cabai di Rembang. Ahmad Udin, salah satu petani di Kajen, Ibu Kota Kabupaten Pekalongan, mengatakan bahwa karena tidak adanya pilihan lain, dirinya terpaksa tetap menanam padi meski sudah ada imbauan dari pemerintah untuk tidak menanam karena ada potensi gagal panen. “Kami memang nekat menanam padi pada saat musim kemarau. Para petani kini hanya terbantu dengan mesin penyedot air untuk menyiram padi,” kata Udin dikutip dari Antara. Meski akibatnya meluas, tapi pemerintah melalui Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengatakan bahwa kekeringan ini tidak berdampak signifikan terhadap produksi dan ketahanan pangan Indonesia. Ia menjamin bahwa memasuki November sampai Januari 2018, tidak akan ada musim paceklik atau musim kekurangan bahan makanan, seperti yang terjadi di tahun lalu. “Setelah kami evaluasi, rata-rata satu juta tanam, dari yang dulu hanya 500 ribu hektar. Jadi kami yakin tiga bulan ke depan aman-aman saja. Tidak ada paceklik,” kata Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jumat 15/9, dikutip dari Antara. Terlepas dari apakah stok pangan nasional aman atau tidak, ancaman kekeringan ini tentu saja harus jadi perhatian pemerintah setempat. Beberapa kebijakan yang telah dilakukan di antaranya adalah menyediakan bantuan pengairan. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, misalnya, berjanji dalam jangka pendek akan disiapkan pengiriman air yang dikirim melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD, perusahaan, dan pemda ke daerah yang kekeringan. Sementara untuk daerah yang sulit dijangkau, akan disediakan sumur dan pompa pemipaan rekayasa. “Oleh karena itu, kami minta bantuan masyarakat untuk melaporkan ke pemda apabila wilayahnya dilanda kekeringan,” katanya, dikutip dari Antara. Sementara sejumlah program yang telah disiapkan Kementan di antaranya adalah menyiapkan sumur pantek, sistem “pompanisasi” air sungai di wilayah potensial, penyediaan benih unggul tanah kering, pengaturan pola tanam, penyediaan asuransi usaha tani serta perbaikan irigasi dan pengembangan tata air mikro sebagai program jangka panjang. Hal serupa diungkapkan Presiden Joko Widodo. Dalam rapat terbatas yang digelar Selasa 12/9 pekan lalu, ia mengatakan bahwa perlu dipastikan bahwa suplai air tetap terjaga bagi seluruh warga. “Langkah jangka pendek, saya minta dipastikan untuk bantuan pasokan air bersih bagi masyarakat yang terkena dampak kekeringan, dan saya juga minta dicek terkait suplai air untuk irigasi pertanian yang sangat dibutuhkan terutama untuk mengairi lahan-lahan pertanian di daerah-daerah yang terdampak,” kata Presiden Jokowi. - Sosial Budaya Reporter Rio ApininoPenulis Rio ApininoEditor Suhendra
REPUBLIKACO.ID, LONDON -- Supermarket di Inggris terancam menghadapi kekurangan stok pangan dan runtuhnya rantai pasok pada musim panas ini. Hal tersebut terjadi akibat pandemi Covid-19 dan
Dipublish tanggal Jul 6, 2019 Update terakhir Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 22, 2019 Waktu baca 3 menit Makanan kaleng dapat dijadikan sebagai salah satu cara menyajikan makanan yang praktis. Walaupun di label makanan kaleng tercantum zat-zat bergizi yang dibutuhkan tubuh, namun di sisi lain makanan kaleng juga mengandung bahan tambahan dan pengawet digunakan untuk mempertahankan kualitas bahan-bahan makanan di dalam makanan kaleng. Padahal, bahan-bahan tambahan pada makanan kaleng tersebut berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan, apalagi jika dikonsumsi terlalu sering. Nah, sebelum membeli makanan kaleng dan mengonsumsinya bersama keluarga, sebaiknya cari tahu dulu kelebihan dan kekurangan makanan kaleng berikut ini. Beberapa kelebihan makanan kaleng dibandingkan makanan dengan kemasan lainnya adalah Makanan di dalam kaleng terhindar dari paparan serangga, mikroba, dan bahan-bahan asing lainnya. Hal ini membuat makanan dalam kaleng tetap terjaga cita-rasanya. Perubahan kadar air dapat terjaga dengan baik. Menjaga bahan pangan dari penyerapan oksigen, bau-bauan, gas-gas lain, dan partikel radioaktif yang ada di atmosfer. Makanan kaleng tetap memiliki gizi seperti makanan umumnya. Misalnya mengandung karbohidrat, protein, vitamin, lemak, dan mineral yang dapat larut pada lemak. Kadar gizi yang ada di dalam makanan kaleng lebih tinggi dibandingkan makanan biasa. Terutama jagung dan tomat yang mempunyai antioksidan lebih tinggi setelah proses pemanasan. Baca Juga 5 Alasan Mengapa Anda Harus Berhenti Mengonsumsi Makanan Kemasan Mulai Hari Ini Kekurangan makanan kaleng Dibalik keunggulannya, makanan kaleng juga memiliki sejumlah kekurangan, antara lain Pengolahan bahan-bahan kaleng melalui proses pemanasan, sehingga mengurangi kesegaran dan cita rasa makanan di dalamnya. Kadar gizi pada makanan kaleng menurun karena pemanasan suhu yang terlalu tinggi. Tekstur makanan dalam kaleng berubah karena bahan makanan kehilangan sifat segar. Makanan kaleng meninggalkan aroma seperti basi, sehingga konsumen merasa tidak nyaman. Makanan dalam kaleng ditambahkan dengan gula dan garam yang dapat mengganggu kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan. Makanan kaleng bahan kimia berupa BPA. Kandungan tersebut bisa memicu berbagai penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, hingga kelainan pada fungsi seksual bagi pria. Makanan kaleng dapat menimbulkan bakteri yang cukup membahayakan tubuh jika tidak diproses dengan baik. Makanan kaleng sangat tidak disarankan bagi Anda yang menderita sakit jantung atau darah tinggi. Pasalnya, kandungan garam dan gula pada makanan kaleng dapat memicu kenaikan tekanan darah. Keseimbangan elektrolit dalam tubuh juga dapat terganggu. Baca Selengkapnya Daftar Makanan Penurun Darah Tinggi yang Patut Anda Coba Selain itu, makanan kaleng juga berisiko terpapar bakteri Clostridium botulinum. Bakteri tersebut menghasilkan racun botulin yang mampu menyerang tulang belakang hingga sistem saraf otak, sehingga amat berbahaya bagi keselamatan jiwa. Dampak fatalnya, bakteri Clostridium botulinum dalam makanan kaleng juga dapat mengakibatkan kelumpuhan. Tips sehat membeli makanan kaleng Sebelum membeli, pastikan untuk selalu memeriksa kondisi fisik makanan kaleng. Apabila kemasan kaleng mengalami penyok atau bocor, dikhawatirkan makanan di dalamnya tidak terlindungi dengan baik. Sebaiknya pilih makanan kaleng lain yang kemasannya lebih bagus. Setelah itu, baca dulu kandungan gizi yang terdapat pada label kemasan. Pastikan makanan tersebut mengandung zat gizi yang Anda butuhkan. Lihat juga tanggal kedaluwarsanya dan pastikan tanggalnya masih lama. Jika tanggal kadaluwarsa makanan tinggal sebentar lagi, sebaiknya tidak perlu dibeli. Meskipun makanan kaleng sangat praktis dibawa saat bepergian, tetap waspadai juga kemungkinan efek samping yang dapat ditimbulkan. Alangkah lebih baik lagi bila Anda mengonsumsi makanan yang berasal dari bahan segar. Lagipula, makanan segar juga mudah diperoleh di sekitar kita. Baca Juga Membaca Label Informasi Nilai Gizi Pada Kemasan Makanan dan Minuman 1 Referensi Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini. Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya. Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat
Menimbangbahwa persoalan mulai dari : Terjadinya ketidak stabilan bahan pangan di pasaran dan sulitnya masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok lainnya untuk kesehariannya, yang disebabkan salah satu jenis Bahan Bakar Minyak ( (BBM) jenis pertamax naik melambung tinggi.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID rCUPZezsVDYKJox2CoX8uITYm0osnWJ5yGwY-XovlkoCE1Sf_dZA3g==
JawabanTTS Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS musim kekurangan bahan makanan masa sulit . Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu.
Kekurangan makanan dan minuman akan mengakibatkan banyak gangguan kesehatan. Selama ini Anda mungkin sering mendengar peringatan untuk tidak makan berlebihan, tapi perlu diketahui juga bahwa kurang makan juga kondisi serius yang diwaspadai. Tidak saja mempengaruhi fisik, akibat kurang makan dapat turut berdampak pada psikologis. Hal yang akan terjadi pada tubuh saat kurang makan Kurang makan dan minum sebabnya bisa beragam, mulai karena tidak nafsu makan akibat penyakit hingga kebiasaan diet yang kurang sehat. Karena itu, mengenali pola makan yang sehat adalah hal yang penting dilakukan. Saat kurang makan, bukan hanya berat badan yang akan menurun, tapi juga kondisi kesehatan secara keseluruhan. Ada beberapa hal yang dapat terjadi saat tubuh kurang makan, termasuk diantaranya Kekurangan makanan dan minuman akan mengakibatkan lemas 1. Mudah lelah Sering tidak makan dapat menyebabkan penyakit kurang kalori yang gejalanya adalah selalu merasa kelelahan dan kurang energi. Padahal, kalori bisa dibilang sebagai bahan bakar yang diperlukan tubuh agar punya energi untuk beraktivitas. Kalori yang masuk ke tubuh didapatkan dari makanan dan minuman yang kita konsumsi. Jadi kalau kita sampai kekurangan makanan dan minuman, otomatis bahan bakar tubuh juga akan kurang. Akibatnya, kita jadi kekurangan energi. Kekurangan energi akan berdampak buruk pada fungsi dan kebugaran tubuh serta menyebabkan perasaan lelah fisik dan kelelahan mental. 2. Selalu kelaparan Kekurangan makanan dan minuman akan mengakibatkan Anda selalu merasa lapar. Hal ini dikarenakan terjadinya penurunan kalori sehingga tubuh mengirimkan sinyal yang membuat Anda lapar. Saat kebutuhan kalori tidak terpenuhi, maka Anda akan terus merasa kelaparan. 3. Sembelit Kekurangan makanan dan minuman akan mengakibatkan sembelit, sehingga frekuensi buang air besar jadi lebih jarang dan jumlah yang keluar pun sedikit. Hal ini mungkin menyebabkan tekstur tinja jadi lebih keras dan sulit untuk dikeluarkan. 4. Mudah sakit Kurang makan tidak hanya menyebabkan tubuh kekurangan kalori, tetapi juga nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap optimal. Kekurangan makanan dan minuman akan mengakibatkan lemahnya sistem kekebalan tubuh sehingga Anda menjadi mudah terserang penyakit, dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh. Rambut bisa rontok saat kurang makan dan minum 5. Rambut rontok Kekurangan berbagai nutrisi seperti protein, mineral, asam lemak esensial, dan vitamin dapat menyebabkan kerontokan rambut. Selain itu juga bisa berdampak pada perubahan warna atau struktur rambut. 6. Gangguan reproduksi Kurangnya asupan nutrisi membuat tubuh akan memproritaskan nutrisi untuk keberlangsungan proses yang lebih utama bagi tubuh seperti pernapasan dan sirkulasi darah. Hal ini dapat berdampak pada terganggunya produksi hormon seks yang berujung pada menurunnya gairah seks dan mengganggu proses reproduksi. 7. Gangguan tidur Tidak hanya kelebihan makan saja yang dapat menyebabkan gangguan tidur ternyata kurang makan juga dapat memicu hal yang sama. Sulit tidur atau terbangun saat sedang tidur karena merasa lapar bisa menjadi tanda Anda sudah kurang makan. 8. Gangguan pertumbuhan Tidak kalah penting, kekurangan makanan dan minuman akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan di usia muda. Di masa ini, tubuh membutuhkan asupan nutrisi yang baik dan cukup. Sementara kekurangan nutrisi dapat berujung terjadinya gangguan pertumbuhan, misalnya saja pertumbuhan tulang. Kurang makan membuat kulit jadi rentan rusak 9. Masalah kulit Kurang makan juga bisa menyebabkan masalah kulit. Ini bisa disebabkan karena kurang vitamin E dan niasin. Kondisi ini bisa menyebabkan kulit lebih mudah rusak karena paparan sinar UV atau mengalami peradangan. 10. Selalu merasa kedinginan Suhu tubuh dapat tetap terjaga saat kebutuhan kalori tercukupi. Maka saat mengalami penyakit kurang kalori, suhu tubuh inti seseorang dapat menurun dan menyebabkan tubuh terus menerus merasa kedinginan. 11. Depresi Depresi tidak selalu merupakan tanda kekurangan gizi. Meskipun demikian, bukti terbaru menunjukkan mungkin ada kaitan antara kurang gizi malnutrisi dan depresi. Gejala depresi juga telah dikaitkan dengan asupan asam lemak omega-3 serta kadar vitamin D yang lebih rendah di dalam tubuh. Baca Juga Beragam Cara Meningkatkan Nafsu Makan Secara Sehat Tips agar tidak kurang makan dan minum Untuk mencegah terjadinya kurang makan, berikut ini tips yang bisa Anda terapkan. Selalu sediakan camilan yang baik untuk menahan lapar hingga waktu makan berikutnya seperti yogurt, granola bar, biji-bijian atau buah-buahan. Pilih jenis snack yang tinggi protein dan kaya serat. Membuat jadwal makan selama satu minggu untuk menghindari pembelian bahan makanan berlebihan serta terlewatinya waktu makan. Atur alarm untuk jadwal makanan dan minuman sepanjang hari agar waktu makan tidak terlewat. Makan dengan porsi lebih sedikit tetapi lebih sering sepanjang hari akan lebih baik daripada melewatkan makan. Pola makan seperti ini juga lebih baik jika Anda memiliki gangguan pencernaan atau sedang diet untuk menurunkan berat badan. Baca JugaTak Kalah Gurih, Ini 8 Alternatif Pengganti Garam untuk DietManfaat Quinoa untuk Kesehatan yang Mungkin Belum DiketahuiManfaat Infused Water Lemon untuk Kesehatan dan Cara Membuatnya Itulah informasi terkait dampak yang akan terjadi di tubuh saat kurang makan dan minum. Mengingat kekurangan makanan dan minuman akan mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan, Anda dapat melibatkan orang lain untuk mengingatkan jadwal makan. Anda juga dapat mengatur janji untuk makan bersama teman atau keluarga. Hal ini dapat membantu mengurangi kemungkinan Anda melewatkan waktu makan.
Musimkekurangan bahan pangan: Paceklik: Pertanyaan TTS Terkait. musim kering tenaga musiman musim inggris simpangan penyimpangan. TTSpedia merupakan situs terlengkap dan terbaik untuk memecahkan teka teki silang. Kenapa? TTSpedia memuat lebih dari 61.688 data pertanyaan dan jawaban TTS.
ADAKAH BEKALAN MAKANAN SUDAH BERKURANGAN?. Itu merupakan satu persoalan yang perlu diketahui oleh semua orang dan semua rakyat Malaysia setiap kali berlaku krisis makanan. Semua orang juga perlu sentiasa siap siaga dengan status bekalan makanan dan petani, penternak dan nelayan pula perlu untuk meningkatkan pengeluaran. Krisis makanan pada tahun 2008 masih dirasakan walau pun sudah 7 tahun berlalu. Lazimnya kitaran krisis seperti ini akan berulang dalam pusingan beberapa tahun sekali. Krisis tersebut menyebabkan harga makanan akan terus meningkat dan sukar untuk turun. Walau pun teorinya krisis ini adalah akibat kenaikan harga minyak dunia, ia telah menyebabkan kos pengeluaran bahan makanan meningkat apa lagi kalau ada kesan bencana alam. Beberapa negara didunia mampu menghasilkan bekalan maknan untuk keperluan domestik malahan mereka juga mampu untuk mengeksport keluar negara. Thailand sebagai negara yang mengeksport bahan makanan juga kini digelar 'kitchen of the world' antara yang bekalan makanannnya sentiasa mencukupi. Penggunaan teknologi terkini merupakan antara asas kepada pengembangan dan kemajuan sektor pertanian. Makanan merupakan satu keperluan hidup yang perlu dipenuhi alam apa jua status ekonomi. Semua orang tahu bahawa seorang manusia perlu makan sekurang-kurangnya tiga kali sehari bagi menampung keperluan tenaga seharian. Di negara kita lazimnya setiap pagi akan Sarapan Padi nasi lemak, nasi goreng, roti canai, mee goreng, roti dsb, Makan Tengahari Nasi dan pelbagai lauk pauk dan Makan Malam Nasi dan pelbagai juadah. Bagaimana pun dalam situasi populasi dunia semakin bertambah dan keadaan cuaca yang tidak menentu timbul persoalan sama ada Malaysia bersedia menghadapi pelbagai bentuk ancaman seperti sekuriti makanan. Berdasarkan rekod penduduk dunia kini mencecah tujuh bilion. Dari definisi yang dipetik daripada Pertubuhan Makanan dan Pertanian FAO, Pertubuhan Bangsa- Bangsa Bersatu PBB, sekuriti makanan akan wujud apabila setiap manusia pada setiap masa memiliki akses fizikal dan ekonomi untuk mendapatkan makanan yang cukup, selamat dan berkhasiat bagi memenuhi keperluan diet dan cita rasa mereka supaya dapat hidup aktif dan sihat. Ringkasnya unsur utama bagi aspek sekuriti makanan ialah kecukupan, kebolehdapatan, keselamatan, berkhasiat dan mampu beli. Dalam konteks negara kita objektif sekuriti makanan akan tercapai melalui peningkatan produktiviti dan kapasiti pengeluaran hasil pertanian. Malaysia pernah mengalami krisis makanan pada tahun 2008 walau pun perkara ini tidak berlaku secara berterusan dan dalam jangka masa yang lama. Perkara itu terjadi ekoran kekurangan makanan tertentu berlaku ketika musim perayaan disebabkan permintaan yang tinggi melebihi daripada biasa atau semasa cuaca yang tidak menentu yang menyebabkan kerosakan kepada tanaman. Situasi sekuriti makanan di negara kita tidak segenting berbanding dengan negara seperti di Afrika atau Asia Selatan. Di negara tersebut dilaporkan selain faktor perubahan cuaca, kekurangan infrastruktur perladangan dan sokongan input pertanian turut menyumbang kepada pengurangan produktiviti dan menjejaskan sekuriti makanan. Artikel malam ini saya menulis dalam "Anim Agro Technology" mengenai pentingnya kecukupan bekalan makanan dalam sesebuah negara dan beberapa faktor yang berkaitan dengan isu ini. Terdapat pelbagai andaian serta spekulasi tentang punca kemerosotan bekalan makanan utama seperti padi seolah-olah memperlihatkan Malaysia bukanlah sebuah negara kuat. Ini kerana sesebuah negara yang disifatkan kuat perlu memiliki sumber makanan yang mencukupi. Dalam usaha kerajaan mentransformasikan ekonomi negara beberapa perubahan dasar telah dilaksanakan daripada ekonomi yang berpandukan komoditi pertanian kepada ekonomi yang berorientasikan pembuatan dan perkhidmatan. Perubahan tersebut tidak bermakna industri pertanian diabaikan. Malah ia diperkukuhkan melalui pelbagai inisiatif yang digariskan dalam Dasar Agro Makanan Negara 2011-2020 dan Dasar Pertanian Negara sebelum itu. Berdasarkan kepada Dasar Agro Makanan Negara, penggunaan per kapita beras bagi penduduk Malaysia menunjukkan trend yang menurun daripada kilogram kg pada 2010 dan dianggarkan menurun kepada ke pada 2015 dan 77 kg pada 2020. Ini menunjukkan penduduk negara ini semakin kurang untuk mengambil beras sebagai sumber kalori dan ramai mereka menggantikannya dengan makanan berasaskan gandum dan sebagainya. Trend itu jelas dengan peningkatan taraf hidup dan pendapatan apabila pengguna mempunyai pelbagai pilihan untuk memenuhi keperluan nutrisi mereka. Kini kadar produktiviti pengeluaran padi menunjukkan trend yang meningkat daripada metrik tan sehektar pada 2005 kepada metrik tan sehektar pada 2010 dan dijangka terus meningkat kepada lima tan sehektar pada 2020. Di beberapa kawasan jelapang padi dilaporkan peningkatan produktiviti sebanyak tan sehektar berjaya dicapai. Ini menunjukkan bahawa pengeluaran padi akan terus dipertingkatkan bagi menampung keperluan penduduk yang semakin bertambah. Negara ini pernah mengalami krisis makanan yang serius pada 2008 sekali gus memberi kesan negatif kepada sekuriti makanan. Krisis makanan juga berlaku di peringkat global dan pada masa itu juga, harga barang makanan meningkat antara 50 peratus hingga 200 peratus. Usaha kerajaan memperkenalkan Dasar Sekuriti Makanan Negara pada 2008 telah berjaya mengatasi masalah tersebut melalui peningkatan produktiviti pertanian khususnya padi, bekalan bahan makanan yang cukup dan selamat kepada pengguna dan memastikan pengeluar terdiri daripada petani, penternak dan nelayan memperoleh pendapatan yang mencukupi. Antara projek yang telah memberi kesan bagi mengatasi masalah itu ialah Taman Kekal Pengeluaran Makanan TKPM, Ladang Kontrak, Zon Industi Akuakultur ZIA, pembangunan kawasan terbiar, pengurusan stok penimbal beras yang cekap dan memperkukuhkan jaringan pemasaran. Projek TKPM kelolaan Jabatan Pertanian dilaporkan mampu menghasilkan bekalan sayur-sayuran dan buah-buahan yang terjamin kualiti dan kuantitinya. Malaysia mempunyai bekalan makanan apabila individu, isi rumah atau semua rakyatnya boleh mendapat makanan yang cukup, selamat dan berkhasiat untuk hidup sihat dan aktif. Secara umum boleh dikatakan negara kita tidak mempunyai masalah daripada segi bekalan makanan dalam aspek dimensi kedapatan makanan. Malaysia walaupun mempunyai kecukupan makanan termasuk hasil dari tanaman, ternakan dan perikanan tetapi masih berlaku lagi menjadi pengimport bersih makanan. Walaupun kita telah mencapai kadar sara diri untuk perikanan yang melebihi 100 peratus akan tetapi kebanyakannya adalah hasil dari tangkapan ikan yang berkemungkinan tidak mapan sementara pengeluaran ikan daripada akuakultur perlu diperluas dan ditambah untuk menjamin bekalan yang mencukupi pada masa akan datang. Salah satu faktor yang mempengaruhi kekurangan bahan makanan ialah kos pengeluaran yang tinggi. Produktiviti sektor pertanian banyak bergantung kepada penggunaan input pertanian seperti baja dan racun serangga yang mencukupi. Sejak kebelakangan ini Jabatan Pertanian dan penulis ada melaporkan kos input pertanian khususnya baja dan racun serangga telah meningkat Sila baca artikel berkaitan - Sila klik disini. Perkara ini telah memberi kesan negatif kepada kecekapan pengeluaran dari segi input pertanian yang diimport dari luar negara. Selain itu wujud isu kekurangan buruh dan kosnya yang tinggi juga merupakan penyumbang utama kepada pengeluaran bahan makanan secara lestari. Aktiviti pertanian masih memerlukan tenaga kerja manual yang kebanyakannya diperoleh dari negara luar. Sektor pertanian terpaksa bersaing dengan sektor lain dalam penggunaan tenaga buruh seperti dalam industri pembuatan dan perkhidmatan yang lebih diminati oleh pekerja. Keadaan cuaca yang tidak menentu dan sering berubah memberi impak yang besar kepada produktiviti pengeluaran tanaman, ternakan dan perikanan. Cuaca ekstrem yang panas melampau atau banjir besar boleh menyebabkan kerosakan tinggi yang menjejaskan bekalan bahan makanan untuk kegunaan tempatan. Fenomena perubahan cuaca itu berlaku di peringkat global dan memerlukan pendekatan bersama bagi mewujudkan kaedah adaptasi atau mitigasi bagi mengatasi kesan negatifnya. Sementara kekurangan kawasan pengeluaran yang sesuai untuk aktiviti pertanian semakin ketara turut menjadi penyumbang kepada faktor pengeluaran makanan. Ini disebabkan oleh pelbagai faktor antaranya termasuklah kawasan pertanian telah diambil untuk memberi laluan kepada pembangunan infrastruktur dan pembukaan kawasan kediaman dan premis perniagaan. Pengeluaran bahan makanan terpaksa berpindah di kawasan yang tidak begitu sesuai atau kurang produktif sekali gus melibatkan kos yang tinggi diperlukan untuk membina semula infrastruktur pertanian seperti sistem pengairan, pengangkutan dan sebagainya yang akan meningkatkan kos pengeluaran. Berlaku kes kerosakan dan kehilangan lepas tuai bagi hasilan pertanian juga menyumbang kepada kekurangan bahan makanan. Kajian yang dijalankan MARDI dan Jabatan Pertanian ada menunjukkan kehilangan lepas tuai bagi padi boleh mencapai 20 peratus manakala bagi buah-buahan dan sayur sayuran segar pula adalah di antara 20 hingga 50 peratus. Ini disebabkan oleh pengendalian yang tidak teratur dan sistematik yang hasilnya mudah terdedah kepada kerosakan mekanikal atau pencemaran penyakit semasa pengendalian daripada penuaian hingga ke peringkat penggunaan. Pendapatan mereka akan terjejas jika harga makanan naik secara mendadak. Makanan adalah komponen tertinggi dalam Indek Harga Pengguna IHP sebanyak peratus. Laporan menunjukkan sejak tahun 2008 secara keseluruhannya harga makanan telah naik lebih tinggi berbanding harga barangan dan perkhidmatan. Sebagai contoh, pada Januari lalu, indeks harga makanan naik peratus manakala indeks bukan makanan naik peratus berbanding dengan bulan sama pada 2014. Ini kerana kenaikan harga barang juga memainkan peranan kepada sekuriti makanan terutamanya yang diimport. Sekiranya negara cukup kedapatan makanan sama ada melalui pengeluaran sendiri atau import akan tetapi segolongan rakyat tidak mampu membelinya. Sebenarnya kita telah mengalami krisis makanan daripada segi kebolehcapaian mereka untuk membeli atau mendapatkan makanan yang cukup untuk hidup sihat. Ujud isu membabitkan sekuriti makanan boleh diatasi dengan mengambil kira keempat-empat dimensinya iaitu kedapatan, kebolehcapaian, penggunaan dan kesetabilan. Ianya turut memerlukan strategi daripada aspek pengeluaran, penggunaan, jaringan keselamatan dan perkhidmatan alam sekitar. Dalam aspek pengeluaran makanan, negara memerlukan pelaburan yang lebih besar dalam penyelidikan dan pengembangan kajian saintifik untuk meningkat produktiviti. Negara juga penulis fikir memerlukan usahawan tani yang boleh mengusahakan pengeluaran makanan secara komersial dan berteknologi tinggi. Kepesatan pembangunan Malaysia juga penyebab penduduk bandar meningkat kepada 71 peratus pada tahun 2010 dibandingkan dengan 62 peratus dalam tahun 2000 dan dianggarkan akan terus meningkat kepada 75 peratus dalam tahun 2020. Penduduk bandar akan menghadapi pelbagai cabaran besar termasuk kenaikan harga makanan dan ini akan mengakibatkan peningkatan kos sosial dan ekonomi. Dalam situasi begini, golongan miskin bandar akan terdedah kepada kesulitan untuk mendapatkan makanan yang cukup dan berzat ekoran daripada kuasa membeli yang rendah dan peningkatan harga makanan. Pertanian bandar adalah satu inisiatif yang boleh dilakukan bagi meningkatkan kecapaian, kecukupan dan kualiti makanan dalam kalangan penduduk bandar yang juga boleh menjadi punca sumber pendapatan, menyediakan ruang hijau dan menyumbangkan kepada pembangunan masyarakat yang sejahtera. Dalam masa yang sama, pertanian bandar juga boleh membantu mengurangkan kepanasan bandar, mengimbangi ekosistem dan sumber semula jadi. Dari segi penggunaan pula, negara perlu mempromosi pemprosesan lepas tuai , pemasaran dan penggunaan yang efisien. Data dari negara ASEAN menunjukkan bahawa kehilangan lepas tuai untuk hasil pertanian adalah dalam lingkungan 10 hingga 30 peratus. Pemasaran yang cekap dapat mengurangkan kos barang makanan dan ini dapat meningkatkan kecapaian sekuriti makanan negara. Program jaringan keselamatan juga perlu disemarakkan untuk menangani kos sara hidup. Latihan yang ada sekarang yang dapat meningkatkan keupayaan kemahiran perlu diteruskan dan mesti ditujukan kepada mereka yang memerlukan. Satu perkara yang kita sering lupa adalah pertanian bukan sahaja pembekal bahan makanan tetapi ia juga mempunyai berbagai fungsi termasuk memelihara alam sekitar. Pengeluar bahan makanan perlu diberi insentif dari segi pulangan, bukan sahaja pengeluarnya, tetapi juga dari sumbangan kepada pemuliharaan alam sekitar. Semuga artikel ini memberi info berguna kepada anda semua. Wasallam!. BEKALAN MAKANAN... PENTING ISUNYA... USAHAWAN TANI.. TERUS BERUSAHA... PELBAGAI FAKTOR...DAPAT ATASINYA... MAKANAN CUKUP...RAKYAT SEJAHTERA... By, M Anem, Senior Agronomist, Room 615, Hotel HIG Langkawi, Jalan Penarik, Kuah, Langkawi, Kedah, Malaysia. 18 Zulkaedah 1436H
dFo7a. 127 234 71 442 465 354 275 300 286
musim kekurangan bahan makanan